TrendArrow – Piala Dunia Antarklub 2025 Terancam Hambar Akibat Banyak Klub Top Absen: Gianni Infantino akhirnya mewujudkan gagasan lama yang ia gulirkan sejak 2016. Presiden FIFA itu berhasil mengubah format Piala Dunia Antarklub. Turnamen ini kini menampilkan 32 klub dari berbagai belahan dunia. Namun, banyak pihak meragukan kualitas turnamen ini.
“Baca Juga: Liverpool Incar Striker PSG Gantikan Darwin Nunez?“
Infantino ingin menciptakan kompetisi besar yang lebih menarik daripada format sebelumnya. Namun, banyak klub besar justru absen dan membuat daya tarik turnamen menurun drastis.
Agar kamu tidak ketinggalan informasi terbaru seputar Bola & Olahraga, kamu bisa join di Channel WA Trendarrow.com dengan KLIK DI SINI.
Klub Elite Dunia Tidak Ikut Serta
Dari 32 peserta, hanya delapan klub yang berstatus juara liga domestik saat ini. Klub-klub elite Eropa dan Amerika Selatan seperti juara Inggris, Italia, Spanyol, dan Argentina tidak berpartisipasi.
Beberapa juara kontinental juga tidak mendapatkan undangan. Al Ahly dari Afrika, Pyramids dari Asia, dan Cruz Azul dari Amerika Utara justru absen.
Paris Saint-Germain, Botafogo, dan Auckland City memang hadir. Namun, banyak penggemar mempertanyakan absennya nama-nama besar lainnya.
Format Kelolosan Menimbulkan Banyak Pertanyaan
FIFA menggunakan kriteria kelolosan berdasarkan prestasi klub dari tahun 2021 hingga 2024. Namun, sepak bola berubah sangat cepat.
Performa klub bisa menurun dalam satu musim. Apalagi bila dihitung selama empat tahun ke belakang. Hal ini membuat kualitas peserta tidak mencerminkan kekuatan saat ini.
Urawa Red Diamonds dan Chelsea Jadi Sorotan
Urawa Red Diamonds lolos karena menjadi juara Liga Champions Asia 2022. Namun, mereka hanya finis di posisi ke-13 dalam musim terbaru.
Klub ini bahkan belum kembali menjuarai liga domestik sejak 2006. Sulit menyebut mereka sebagai wakil terbaik Asia.
Chelsea juga mendapat tiket karena menjuarai Liga Champions Eropa 2021. Namun, mereka tidak tampil di kompetisi elite itu dalam dua musim terakhir.
Performa Chelsea terus menurun dan kini berada di luar lima besar Liga Inggris.
Sistem Poin Lima Musim Ciptakan Ketimpangan
FIFA juga menerapkan sistem poin akumulatif dari lima musim terakhir. Beberapa klub lolos hanya karena kejayaan masa lalu.
Juventus misalnya, sudah tidak lagi dominan sejak meraih gelar Serie A terakhir pada 2021. Red Bull Salzburg juga gagal mempertahankan konsistensi di liga Austria.
Seattle Sounders terakhir kali menjuarai MLS pada 2019. Inter Miami dan Borussia Dortmund bahkan tidak memenangkan gelar sama sekali selama periode kualifikasi.
Separuh Peserta Alami Krisis Pelatih
Setengah dari klub yang ikut mengalami pergantian pelatih pada tahun 2025. Enam di antaranya bahkan memulai laga pertama di turnamen ini dengan pelatih baru.
Real Madrid, Inter Milan, Al Hilal, Al Ahly, Pachuca, dan Monterrey tengah menjalani masa transisi. Auckland City kehilangan pelatih karena alasan pribadi.
Dengan banyak klub dalam kondisi tidak stabil, peluang untuk menyaksikan pertandingan berkualitas menjadi sangat kecil.
Turnamen Besar Tanpa Antusiasme Besar
Turnamen ini seharusnya menjadi ajang bertemunya klub terbaik dunia. Namun, absennya banyak tim unggulan membuat publik kehilangan antusiasme.
FIFA perlu mengevaluasi sistem kelolosan agar lebih mencerminkan performa terkini. Tanpa klub top dan tim stabil, turnamen berisiko menjadi tontonan yang hambar.
“Baca Juga: Real Madrid Resmikan Transfer Franco Mastantuono“