TrendArrow – Musim 2024/2025 menjadi salah satu musim terburuk dalam sejarah modern Man United. Mereka finis di posisi ke-15 Premier League.
Namun, hal itu tidak menghilangkan daya tarik klub berjuluk Setan Merah ini. United tetap menjadi magnet bagi banyak pemain top dunia.
Nama besar, sejarah panjang, dan fanatisme suporter menjadi alasan kuat di balik pesona mereka.
“Baca Juga: Chelsea di CWC 2025: Ujian Maresca dan Warisan Tuchel“
Agar kamu tidak ketinggalan informasi terbaru seputar Bola & Olahraga, kamu bisa join di Channel WA Trendarrow.com dengan KLIK DI SINI.
Nama Besar yang Sulit Tergantikan
Man United pernah terdegradasi pada musim 1973/1974. Meski begitu, klub justru mencatat lonjakan jumlah penonton.
Sebanyak 81 ribu penggemar hadir di laga Piala FA melawan tim non-liga di stadion netral. Saat itu, Old Trafford rusak akibat Perang Dunia II.
Namun, semangat suporter tidak pernah surut. Warisan inilah yang membuat United tetap dianggap sejajar dengan Barcelona dan Real Madrid sebagai institusi global.
Old Trafford Tetap Jadi Mimpi Banyak Pemain
Banyak pemain masih bermimpi mengenakan jersey merah Manchester United. Stadion megah dan sejarah panjang klub tetap menanamkan rasa kagum.
Rasmus Højlund dan Matheus Cunha menjadi contoh pemain yang bergabung bukan karena trofi, tapi karena cita-cita masa kecil.
Cunha bahkan mengaku jatuh cinta dengan United saat menonton laga di rumah neneknya di Brasil.
Filosofi Klub Man United Tetap Hidup di Tengah Krisis
Manchester United dikenal sebagai klub yang mengusung sepak bola menyerang dan memberi ruang bagi pemain muda.
Meski performa tim menurun, DNA ini tetap bertahan. Rata-rata penonton di Old Trafford musim lalu mencapai 73.815 orang per pertandingan.
Semangat pantang menyerah masih jadi identitas klub. Itu juga yang membuat pemain ingin menjadi bagian dari kebangkitan, bukan sekadar penonton sejarah.
Uang Bukan Satu-satunya Daya Tarik
Gaji besar memang penting, tetapi banyak klub juga mampu memberikannya. Hal yang membedakan United adalah panggung global dan tekanan sejarah.
CEO klub, Omar Berrada, menyatakan klub hanya menginginkan pemain yang benar-benar ingin membela United.
Jika seorang pemain menolak hanya karena klub tidak bermain di Liga Champions, maka ia bukan target klub.
Pernyataan itu menegaskan bahwa United masih memegang idealisme dalam merekrut pemain.
Nama Besar Lebih Bernilai dari Klasemen
Banyak klub seperti Brentford dan Bournemouth bisa mengalahkan United di lapangan. Namun, mereka tidak bisa menawarkan warisan yang sama.
Satu atau dua penampilan cemerlang di United bisa mengubah karier seorang pemain. Bermain di bawah sorotan Old Trafford adalah impian yang tidak bisa dibeli.
Meskipun United belum mengangkat trofi liga dalam satu dekade, magnet mereka tetap kuat.
Klub tetap berani mengincar pemain muda berbakat untuk membangun generasi baru yang menjanjikan.
Magnet Global yang Sulit Ditandingi
Manchester United memiliki pengaruh yang tidak bisa dijelaskan dengan statistik semata. Bahkan saat terpuruk, mereka masih jadi bahan pembicaraan global.
Penggemar rival mungkin heran mengapa pemain masih ingin ke Old Trafford. Tapi fakta di lapangan menunjukkan bahwa pesona itu nyata.
Dari Brasil hingga Norwegia, dari Asia hingga Amerika, nama Manchester United tetap menggetarkan hati para pencinta sepak bola.
“Baca Juga: FIFA Uji Ref Cam dan Aturan Wasit Baru di CWC 2025“