Trend Arrow – Final Liga Champions 2025: Kota Munich bersiap menjadi pusat perhatian dunia sepak bola. Pada 1 Juni 2025, Allianz Arena akan menjadi panggung utama untuk final Liga Champions musim ini. Dua kekuatan besar, Inter Milan dan Paris Saint-Germain, akan bertarung memperebutkan gelar juara paling bergengsi di Eropa.
“Baca Juga: Pembalap F1 Bergelar Sir, Siapa yang Akan Menyusul?“
Final ini tidak hanya menjadi ajang adu taktik dan kemampuan antar pemain top dunia. Stadion megah di utara Munich ini juga menyimpan cerita lama yang masih membekas di hati publik sepak bola Jerman.
Kilau Modern Allianz Arena dan Cerita di Baliknya
Allianz Arena dikenal sebagai stadion modern dengan desain menyerupai pesawat luar angkasa. Stadion ini dilapisi 2.760 panel ETFE yang dapat menyala dengan warna berbeda. Warna merah untuk Bayern Munchen, putih untuk timnas Jerman, dan biru untuk TSV 1860 Munich.
Stadion ini telah menjadi simbol kebanggaan kota Munich. Namun, di balik teknologi canggihnya, tersimpan luka sejarah yang menyakitkan. Luka ini berasal dari final Liga Champions 2012 yang berakhir tragis untuk Bayern Munchen.
Final 2012: Saat Rumah Sendiri Menjadi Saksi Pahit
Pada 19 Mei 2012, Bayern Munchen bermain di kandang sendiri dalam final Liga Champions. Ribuan fans memadati stadion dengan harapan besar. Bayern sempat unggul lewat sundulan Thomas Müller di babak kedua. Namun, gol telat Didier Drogba menyamakan kedudukan untuk Chelsea.
Laga berlanjut ke adu penalti. Drama memuncak ketika tendangan Bastian Schweinsteiger membentur tiang. Drogba kemudian mencetak gol kemenangan dan membawa Chelsea menjuarai Liga Champions untuk pertama kalinya. Bayern kalah di rumah sendiri, dalam momen yang seharusnya menjadi milik mereka.
Luka yang Diabadikan dan Jadi Bahan Bangkit
Enam hari setelah kekalahan pahit itu, Bayern meresmikan museum FC Bayern Erlebniswelt di area Allianz Arena. Museum ini bukan sekadar ruang pamer trofi, tapi juga mencatat momen-momen kelam, termasuk tragedi tahun 2012.
Alih-alih melupakan, Bayern memilih untuk mengingat dan belajar dari kegagalan tersebut. Mereka bangkit dengan luar biasa dan menjuarai Liga Champions setahun kemudian di Wembley, London.
Kini Panggung Baru untuk Dua Raksasa Eropa
Tiga belas tahun setelah luka itu, Allianz Arena kembali menggelar final Liga Champions. Kali ini, tanpa Bayern di lapangan, tetapi dengan dua tim yang punya ambisi besar. Inter Milan ingin mengulang kejayaan 2010, sedangkan PSG mengincar gelar pertama mereka sepanjang sejarah.
“Baca Juga: Musim Mengecewakan Man City, Lolos UCL Jadi Pelipur“
Kedua tim datang dengan motivasi tinggi dan kekuatan penuh. Final ini bukan hanya tentang siapa yang lebih unggul secara teknis, tapi juga siapa yang siap menulis sejarah baru di tempat yang pernah menjadi saksi cerita kelam dan kebangkitan.